Jakarta -Mari Alkatiri, mantan Perdana Menteri (PM) Timor Leste, berkunjung guna bersilaturahmi ke kediaman Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsuddin, di Pejaten Elok, Jakarta, Kamis.Mari temani oleh puteranya, Lukeno Alkatiri, dan Ketua Komunitas Muslim Timor Leste, Arief Sagran. Kunjungan Mari ke Indonesia atas undangan Menteri Agama (Menag), Maftuh Basyuni, untuk shalat Idul Fitri berjamaah di Istiqlal bersama undangan lain. Setelah itu Mari juga bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan hari Kamis ini, sebelum ke Mozambik Ketua Partai Fretilin itu bersilaturahmi dengan Din Syamsuddin.Mari menyatakan kunjungannya ke Indonesia murni hanya untuk bersilaturahmi dan tidak ada agenda politik.Ketika ditanya Din kapan Fretilin berkuasa lagi, Mari mengatakan, "Tidak lama lagi."Meskipun enggan berbicara politik, tetapi Mari sempat mengatakan bahwa kondisi korupsi di negara semakin parah. Dia mengutip pernyataan sebuah LSM yang menyatakan korupsi kini menjadi budaya di Timor Leste.Mari datang pukul pukul 10.30 WIB dengan mengenakan baju batik merah marun berlarik putih. Arif mengatakan saat ini terdapat sekitar 2200 kaum muslimin di Timor Leste, dan lima mesjid. Sejak 2006, jumlah kaum muslim berkurang karena pindah ke Kupang atau Atambua. Dia mengatakan tidak ada diskirminasi dan intimidasi atas kaum muslim dan Idul Fitri kini menjadi hari libur resmi di negara itu. Dia berharap kerjasama dengan Indonesia, khususnya Muhammadiyah ditingkatkan. Sejumlah putera Timor kini bersekolah dan kuliah di institusi pendidikan Muhammadiyah di Malang dan Jakarta. Ketika ditanya rencana Muhammadiyah membuat cabang di Timor Leste, Din mengatakan, dulu saat masih menjadi bagian dari Indonesia ada rencana membentuk pengurus wilayah. Kini ada pembicaraan untuk membentuk organisasi sejenis di sana seperti di negara lain, seperti di Singapura, Malaysia, dan Thailand Selatan."Tapi biarlah pembentukan itu secara alamiah saja," kata Din. Organisasi Muhammadiyah di ketiga negara itu tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan Muhammadiyah di Indonesia tapi punya hubungan dalam mengamalkan nilai-nilai Muhammadiyah dan Islam. "Dalam waktu dekat juga akan ada organisasi Muhammadiyah di Kamboja Laos dan Jepang," kata Din. Din juga menjelaskan hubungan dirinya dan Muhammadiyah di Mari cukup erat dan dekat. Mari pernah menjadi pembicara pada sejumlah kegiatan yang diselenggarakan Muhammadiyah dan lembaga dialog antara agama. "Kita harapkan Timor Leste bangkit sebagai negara," kata Din. Dia juga menjelaskan organisasinya juga berhubungan erat dengan umat khatolik di Dili. (ANTARA-News)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment