Monday, September 29, 2008

Korupsi Mengancam Tujuan Milenium PBB

Kalau tidak dilakukan apa-apa dalam memberantas korupsi, Tujuan Milenium PBB akan terancam. Demikian pesan penting dalam laporan tahunan Transparency International tentang korupsi di dunia, yang diluncurkan Selasa (23/09). Kalau situasi tidak berubah, tujuan pembangunan PBB di bidang air dan prasarana sanitasi akan lebih mahal hingga puluhan milyar euro.


Negara-negara seperti Somalia, Irak, Haïti dan Myanmar berada di peringkat paling bawah daftar Transparancy International. Juga pertumbuhan ekonomi negara-negara ini bisa dikatakan buruk. Bagi Transparancy International, ini menjadi alasan untuk menyelidiki lebih mendalam kaitan antara korupsi dan pembangunan. Di negara-negara miskin, korupsi bisa menjadi penentu hidup atau mati. Christiaan Poortman dari Transparancy International menjelaskan bagaimana korupsi bisa berpengaruh pada tingkat kematian anak.
Christiaan Poortman: "Misalnya karena orangtua tidak mampu membayar obat-obatan, karena obat-obatan itu dibeli dengan harga terlalu mahal. Atau obat-obatan itu berkualitas rendah akibat korupsi. Tapi bisa juga bahwa hanya orang-orang kayalah yang bisa menikmati pelayanan kesehatan, akibat korupsi. Kalau Anda miskin, Anda lebih rentan terhadap korupsi. Kaum miskin tidak mampu menentang pemerintahan. Mereka tidak mampu menuntut hak mereka. Ada kaitan kuat antara korupsi dan kemiskinan."

Tujuan Milenium
Korupsi yang merajalela di negara-negara berkembang, jelas sangat mengganggu pemberantasan kemiskinan internasional. Menurut Transparancy International, kalau masalah korupsi ini tidak diatasi, upaya mencapai tujuan milenium PBB akan membutuhkan biaya sedikitnya puluhan milyaran euro tambahan. Tujuan Milenium ini merupakan upaya besar untuk dalam aspek-aspek penting, mengurangi tingkat kemiskinan, kematian anak, kelaparan dan penyakit-penyakit mematikan.
Hanya untuk air bersih saja serta prasarana sanitasi, dibutuhkan 35 milyar euro tambahan. Menurut Transparancy International, hanya di Afrika saja, sekitar 100 milyar euro per tahun hilang akibat korupsi. Padahal, bantuan pembangunan tahunan kepada benua tersebut mencapai sekitar 72 milyar euro.

Aksi Terkoordinir
Donor Internasional harus memusatkan perhatian pada pengembangan pemerintah yang transparan dan dapat dipercaya, simpul Transparency. Dengan demikian dana bantuan bisa dimanfaatkan dan diawasi lebih baik. Karena pemberantasan korupsi betul-betul berguna, tegas Christiaan Poortman dari Transparency. Terutama di dunia Barat.
Christiaan Poortman: "Ketika Transparency International didirikan, korupsi saat itu tidak lagi diagendakan. Karenanya, korupsi dipertanyakan. Terutama di sejumlah negara Barat, kesediaan untuk memberantas korupsi bertambah. Kalau melihat Jerman, yang belum lama berselang sempat diusik sejumlah skandal, dapat dikatakan, mereka lancar menangani masalah koruspi dan skandal suap."
Akhirnya, demikian simpul laporan itu, untuk melakukan perubahan, rasa urgensi sangat diperlukan baik di pihak perusahaan maupun pemerintah untuk menggunakan dana sesuai tujuan. (ranesi.nl)

Silakan Klik link dibawah ini untuk melihat transparency focus, khususnya rank Timor Leste. Timor Leste berada dalam daftar 145 country rank, dengan total score CPI 2008 sebesar 2,2.
http://www.transparency.org/news_room/in_focus/2008/cpi2008/cpi_2008_table

No comments: