Thursday, October 23, 2008

Xanana Ancam Tangkap Pengunjukrasa

Dili - Perdana Menteri Timor Timur Xanana Gusmao, Senin, mengancam akan menangkap penentang yang menanggapi seruan kalangan oposisi untuk berunjukrasa besar menentang pemerintah di tengah keprihatinan atas ketenangan negara."Kami akan menarik yang terlibat dalam unjukrasa apa pun demi keamanan bangsa," katanya kepada wartawan saat ditanya tentang rencana unjukrasa oleh lawannya, Partai Fretilin."Saya tidak peduli apakah orang menyebut saya diktator, karena prioritas kami adalah ketenangan dan keamanan bagi semua warga," katanya.Pemimpin Fretelin, Mari Alkatiri, yang menyatakan pemerintah koalisi sebagai tidak sah, mengancam mengadakan demonstrasi besar untuk mendepak Gusmao dari kedudukannya, tapi tanggalnya belum ditentukan.Timor Timur secara resmi mendapatkan kemerdekaan dari Indonesia pada 20 Mei 2002, tetapi sejarah singkatnya dikotori kerusuhan politik dan perseteruan di antara mereka.Selebaran gelap juga beredar di Dili berisi ancaman berunjukrasa jika orang Timor Timur bagian timur dijadikan panglima baru polisi saat jabatan itu kosong pada November.Pernyataan pembedaan daerah seperti itu mencetuskan pembelotan besar oleh anggota angkatan bersenjata dan menyebabkan tentara terpecah pada 2006 serta bentrok senjata dengan polisi dan kelompok di jalanan yang menewaskan sedikit-dikitnya 37 orang.Pasukan asing penjaga perdamaian pimpinan Australia membantu mengamankan negara itu di tengah-tengah kekerasan tersebut.Presiden Timor Timur Jose Ramos Horta pada tengah Mei menyeru perdamaian dan persatuan di negara Asia itu dalam pidatonya memperingati ulang tahun keenam kemerdekaan negara itu di Dili.Perayaan itu dilakukan tepat tiga bulan setelah Ramos Horta ditembak dan cedera dalam serangan pemberontak pada 11 Pebruari, yang juga ditujukan ke Xanana.Pemberontak bertanggungjawab atas serangan itu menyerahkan diri bulan sebelumnya, tapi kekhawatiran bakal terjadinya lagi kekacauan membayangi keceriaan hari kemerdekaan negeri itu.Keamanan tetap ketat di sekitar pemimpin negara itu dan tentara asing, yang masuk ke negara itu saat pertempuran antar-unsur dua tahun lalu, mengawasi ketat perayaan tersebut.Timor Timur bekas jajahan Portugal dan bergabung dengan Indonesia pada 1975. Sekitar 200.000 warga negara itu tewas akibat sengketa dan penyakit, yang tidak bisa dicegah dalam dua setengah dasawarsa terahir.Negeri itu memilih merdeka dalam jajak pendapat ditaja Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 1999.Timor Timur merdeka resmi pada 2002, tapi terjerumus dalam kekacauan kembali akibat pemecatan 600 tentara pembangkang pada 2006, yang memicu kekerasan di jalanan di antara unsur berseteru itu.Pemberontakan itu berahir setelah pemimpin pembangkang, Alfredo Reinado, tewas dalam serangan terhadap kediaman Ramos Horta oleh pengikutnya pada April.Pengamat menyatakan benih kegoyahan lebih jauh tetap ada di negara miskin berpenduduk sekitar satu juta jiwa itu dan ketegangan politik terlihat, bahkan ketika pemimpin negara itu berkumpul pada peringatan hari kemerdekaan tersebut.Xanana menolak berjabat tangan dengan pemimpin lawan, mantan Perdana Menteri Mari Alkatiri dari partai Fretilin.Pemerintah baru pimpinan Xanana mulai bertugas pada Agustus 2007 di tengah-tengah tentangan partai Alkatiri, yang meraih suara terbanyak dalam pemilihan umum pada Juni, tapi tidak memiliki cukup suara untuk memerintah. (ANTARANews)

1 comment:

Anonymous said...

membaca seluruh blog, cukup bagus